Kesenian tari topeng
Seni tari ialah suatu gerak badan yang secara berirama yang dilakukan ditempat serta waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkap perasaan, maksud, serta pikiran. Bunyi-bunyian yang dimaksud ialah musik pengiring tari mengatur suatu gerakan penari serta menguatkan sebuah maksud yang mau di sampaikan. Gerakan tari ini tidak sama dari gerakan sehari-hari yang seperti lari, jalan, atau bersenam.
Gerak didalam tari tidaklah gerak yang realistis, tetapi gerak yang sudah di beri suatu bentuk ekspresif serta estetis. Suatu tarian sesungguhnyaialah sebuah kombinasi dari sebagian unsur, yakni wiraga (raga), Wirama (irama), serta Wirasa (rasa). Ketiga unsur ini melebur jadi sebuah bentuk tarian yang serasi. Unsur paling utama dalam tari yaitu sebuah gerak. Gerak tari senantiasa melibatkan suatu unsur anggota badan manusia. Unsur-unsur anggota badan itu di dalam membuat sebuah gerak tari bisa berdiri dengan sendiri, berhimpun maupun bersambungan.
Yang dimaksud dengan seni tari adalah sebuah kesenian yang menggunakan gerak tubuh yang dilakukan secara berirama, dilaksanakan pada tempat dan waktu tertentu dengan tujuan sebagai ungkapan perasaan, maksud, maupun pikiran. Jadi tarian merupakan gabungan dari 3 unsur yaitu unsur raga, irama, dan rasa.
Tarian dapat disebut juga sebagai ungkapan dari jiwa manusia dengan gerak ritmis, sehingga dapat memunculkan daya pesona. Yang dimaksud dengan ungkapan jiwa yaitu meliputi ungkapan rasa dan emosional dan dibareng dengan kehendak.
Gerakan pada tarian selalu di iringi dengan musik. Musik tersebut berguna untuk mengatur gerakan seorang penari maupun untuk menyampaikan maksud pesan tarian tersebut. Setiap seni tari memiliki gerakan dan ciri khasnya masing-masing.
Salah satu tarian di indonesia adalah Tari topeng yang terdapat di daerah cirebon.
Tari topeng Cirebon adalah salah satu tarian di wilayah kesultanan Cirebon. Kesenian ini merupakan kesenian asli daerah Cirebon, termasuk Subang, Indramayu, Jatibarang, Majalengka, Losari, dan Brebes. Disebut tari topeng karena penarinya menggunakan topeng di saat menari. Pada pementasan tari Topeng Cirebon, penarinya disebut sebagai dalang, dikarenakan mereka memainkan karakter topeng-topeng tersebut.
Tari topeng ini sendiri banyak sekali ragamnya dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh satu penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.
Tari Topeng sendiri sebenarnya sudah ada sekitar abad ke-10 atau ke-11 Masehi, tepatnya pada masa pemerintahan Prabu Panji Dewa, Raja Jenggala di Jawa Timur. Seni tari ini kemudian dibawa oleh seniman jalanan ke Cirebon yang selanjutnya mengalami proses akulturasi. Dari Cirebon, seni tari ini lalu menyebar lagi ke daerah-daerah lain di Jawa Barat. Di provinsi ini, terdapat dua jenis Tari Topeng, yaitu Tari Topeng Cirebon dan Tari Topeng Priangan.
Simbol-simbol sarat makna dari sebuah pementasan Tari Topeng disampaikan melalui warna topeng, jumlah topeng, dan juga jumlah gamelan pengiringnya. Total jumlah topengnya ada sembilan, yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu lima topeng pokok (panji, samba atau pamindo, rumyang, tumenggung atau patih, kelana atau rahwana) dan empat topeng lainnya lainnya (pentul, nyo atau sembelep, jingananom dan aki-aki) digunakan jika lakon yang dimainkan berjudul Jaka Blowo, Panji Blowo, atau Panji Gandrung.
Lima topeng pokok disebut sebagai Topeng Panca Wanda yang artinya topeng lima watak. Panji, misalnya, diartikan sebagai seorang bayi iyang masih bersih atau tidak berdosa. Pamindo menggambarkan kesatria. Patih menggambarkan kedewasaan.
Kesenian Tari Topeng ini masih eksis dipelajari di sanggar-sanggar tari yang ada, dan masih sering dipentaskan pada acara-acara resmi daerah, ataupun pada momen tradisional daerah lainnya. Salah satu sanggar tari topeng yang ada di Cirebon ini yaitu Sanggar seni klapa jajar yang beralamat di jalan kanoman utara kec.pekalipan kel.pekalipan kota Cirebon
Sanggar Klapa Jajar yang dipimpin oleh bapak Mamat Nur Rachmat atau biasa di panggil Cah Mamat. Sanggar ini di bangun oleh ayah cah mamat yang bernama Agus Djoni Arka Ningray pada tahun 1970an. Nama sanggar tersebut diambil dari nama gang kelapa jajar.
Sanggar tersebut sangat diminati banyak masyarakat,terutama kalangan muda. Sanggar tersebut juga memiliki ciri khas yaitu mengembangkan kesenian tradisional dengan kolaborasi unsur modern.
Dalam sanggar Klapa Jajar ini diajarkan berbagai jenis tari seperti tari topeng lima wanda, tari bedaya, tari rimbe, tari burung,tari kajongan, ronggeng pesisir-bugis, tari manggala yuda, titi rasa dan lainnya.
Tidak hanya jenis tari saja, namun disanggar tersebut diajarkan alat-alat musik sebagai pengiringnya yang dinamakan seni karawitan.
Setiap hari, anak usia sekolah dasar hingga mahasiswa sekitar 200orang bergantian latihan tanpa dipungut biaya atau gratis. Aktivitas dimulai pukul 14.30 WIB. Namun, hari jumat tidak ada aktivitas karena malam nya yasinan.
Tidak hanya untuk muda saja, namun khususnya untuk ibu-ibu yang anaknya aktif disanggar. Setiap kali pentas, para ibu-ibu ini dilatih skill nya untuk mendandani putra-putrinya sebelum tampil.
Agenda sanggar seni klapa Jajar ini rutin setiap bulan mengadakan pentas sebagai bentuk apresiasi dan sudah berdiri selama 30tahun lebih. Sanggar ini telah dipercaya untuk melakukan berbagai pementasan, baik untuk sosial,adat,keagamaan,maupun pementasam dalam ajang festival-festival kebudayaan di berbagai kota di Indonesia. Lalu, sanggar seni inipun dipercaya pula oleh keraton kanoman untuk tampil dalam festival keraton Nusantara di Kalimantan tengah.
Selain itu, sanggar seni klapa jajar pun pernah tampil dalam ajang karawitan muda yang digelar unesco di Jakarta.
Harapan Cah Mamat ke depannya, ia ingin menjadikan sanggarnya sebagai kampung seni, yang di dalamnya di isi dengan beragam seni khas Cirebon, seperti seni tari, musik, lukis, pahat, juga kerajinan tangan yang bekerja sama dengan masyarakat di kampungnya, serta kuliner malam dan penghijauan.
Menurutnya, untuk mewujudkan semua itu, perlu adanya bantuan serta perhatian dari pemerintah, karena aset tersebut yang akan menjadikan Cirebon dikenal oleh seluruh warga Indonesia dan bahkan negara-negara lainnya.
“Bagi yang ingin belajar, kami fasilitasi tanpa dimintai biaya, memang kalau dihitung dengan matimatika itu semua biaya yang dikeluarkan banyak, tapi kan yang memberikan rizqi Allah, dan alhamdulillah bisa berjalan lancar. Dan kami hanya media penyalur bakat. Mereka berbakat di bidang tari atau di bidang musik itu kami arahkan, karena mereka semua aset sanggar ini,” kata cah mamat
“Nantinya kami akan kerjasama dengan hotel-hotel yang ada di Cirebon, untuk mengarahkan parawisata ke sanggarnya, agar mereka tahu beragam kesenian Cirebon, jadi para wisata datang ke Cirebon tidak hanya mencicipi kuliner dan batik Cirebon, tapi mereka juga menikmati seninya, sehingga lengkap,” katanya.
Maka dari itu, seni tari mempunyai banyak makna karena tujuan dari seni tari adalah untuk mengembangkan budaya indonesia dan memperkenalkan budaya indonesia ke negara lain dan bermanfaat bagii tubuh karena sebagian dari olahraga juga,Untuk mengembangkan bakat pd org itu sendiri dan menunjukan berbagai macam tari kepada orang-orang,dan melestarikan kebudayaan negara sendiri,mengajak kita berimajinasi,meningkatkan daya kreatif.
0 komentar:
Posting Komentar