Minggu, 12 Januari 2020

Pagelaran tari topeng


  Pada zaman dahulu tarian ini dipentaskan di tempat terbuka berbentuk setengah lingkaran. Seperti misalnya pagelaran di adakan di halaman rumah, dan untuk penerangnya menggunakan obor.
Tari Topeng Cirebon pada zaman dahulu biasanya dipentaskan menggunakan tempat pagelaran yang terbuka berbentuk setengah lingkaran, misalnya di halaman rumah, di blandongan (bahasa Indonesia : tenda pesta) atau di bale (bahasa Indonesia : panggung) dengan obor sebagai penerangannya, namun dengan berkembangnya zaman dan teknologi, tari Topeng Cirebon pada masa modern juga dipertunjukan di dalam gedung dengan lampu listrik sebagai tata cahayanya.
Tujuan diselenggarakan suatu pagelaran tari Topeng Cirebon secara garis besar dibagi kedalam tiga tujuan utama yaitu ;
-Pagelaran komunal, merupakan acara pagelaran yang dilaksanakan untuk kepentingan bersama masyarakat, sehingga hampir seluruh masyarakat ditempat tersebut berpartisipasi dalam pagelaran ini, acara yang dipertunjukan pun sangat spektakuler dengan adanya arak-arakan dalang, atraksi seni dan sebagainya serta digelar lebih dari satu malam, contoh dari pagelaran komunal diantaranya adalah hajatan desa, ngarot kasinoman(acara kepemudaan), ngunjungan (ziarah kubur).
-Pagelaran individual, merupakan acara pagelaran yang dilaksanakan untuk memeriahkan hajatan perorangan, contohnya adalah pernikahan, khitanan atau khaulan(bahasa Indonesia : melaksanakan nazar atau janji)
-Pagelaran bebarangan, merupakan acara pagelaran keliling kampung yang inisiatifnya datang dari dalang topeng itu sendiri, bebaranganbiasanya dilakukan oleh dalang topeng ke wilayah-wilayah desa yang sudah panen, wilayah desa yang ramai atau datang ke berkeliling di kota dikarenakan desanya belum panen, sedang mengalami kekeringan atau sedang sepi penduduknya.
ini bertujuan menanamkan kesadaran serta kepedulian pemerintah, masyarakat dan pihak terkait, terhadap seni tradisi di Jawa Barat dalam upaya pelestarian, pengembangan serta pemanfaatan kesenian untuk memajukan daerah Jawa Barat yang tentunya akan menghiasi khasanah budaya bangsa. Melestarikan, mengembangkan, memanfaatkan serta memajukan seni budaya Jawa Barat khususnya bidang seni tari. Pagelaran tari topeng merupakan salah satu wujud kepedulian terhadap konten dan potensi lokal yang tersebar di seluruh pelosok Jawa Barat. Hal ini dapat menjadi salah satu pewaris seni budaya dimana arus ekonomi global telah dan sedang mengkontaminasi sisi kehidupan pembangunan masyarakat Jawa Barat.Peran serta provinsi Jawa Barat dalam menumbuh kembangkan potensi seni budaya local sebagai refleksi jiwa yang berbudaya, untuk masyarakatnya ada peribahasa mengatakan hancur budayanya maka hancur pula negara dan bangsanya. Ini merupakan kekuatan dan penopang keberhasilan pembangunan provinsi Jawa Barat melalui berbagai kegiatan seni budaya yang berbudi luhur, yang saat ini akan dilaksanakan pergelaran tari topeng.Pemprov Jabar, melalui Disparbud Jabar terus bebenah diri guna memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, terutama dalam melestarikan, mengembangkan dan memanfaatkan kesenian daerah serta pariwisata dan kebudayaan untuk membangun masyarakat yang mandiri, dinamis dan sejahtera sehingga sektor pariwisata dan seni promosi pariwisata dan budaya pada tatanan yang lebih luas dan berkembang baik di tingkat regional, nasional bahkan internasional. Dengan harapan dapat menumbuhkembangkan potensi Jawa Barat di masa yang akan datang.Kegiatan ini sebagai salah satu wujud kepedulian terhadap pelestarian, pembinaan dan pengembangan seni budaya Jawa Barat, yang merupakan langkah dan upaya untuk menopang pembangunan pemerintah provinsi Jawa Barat.Tari Topeng Cirebon pada zaman dahulu biasanya dipentaskan menggunakan tempat pagelaran yang terbuka berbentuk setengah lingkaran, misalnya di halaman rumah, di blandongan (tempat pesta) atau di bale (panggung) dengan obor sebagai penerangannya, namun dengan berkembangnya zaman dan teknologi, tari Topeng Cirebon pada masa modern juga dipertunjukan di dalam gedung dengan lampu listrik sebagai tata cahayanya.
Struktur pagelaran dalam tari Topeng Cirebon bergantung pada kemampuan rombogan, fasilitas gong yang tersedia, jenis penyajian topeng dan lakon (cerita) yang dibawakannya. Secara umum, struktur pertunjukan tari Topeng Cirebon dapat dibedakan kedalam dua jenis yaitu ;
Topeng alit, memiliki struktur yang minimalis baik dari segi dalang, peralatan, kru dan sajiannya. Jumlah rata-rata kru dalam struktur pagelaran topeng alit biasanya hanya terdiri dari lima sampai tujuh orang yang kesemuanya bersifat multi peran, dalam artian tidak hanya seorang dalang Topeng saja yang membawakan babak topeng, namun para wiyaganya juga ikut membantu dengan memberikan guyonan-guyonan ringan. Dialog dalam topeng alit dilakukan secara spontan berdasarkan situasi yang ada.
Topeng gede, memiliki struktur yang lebih besar dan baku jika dibandingkan dari penyajian topeng alit. Hal tersebut dikarenakan topeng gede merupakan bentuk penyempurnaan dari topeng alit, struktur topeng besar diantaranya, adanya musik pengiring yang lengkap, adanya lima babak tarian yang berurutan seperti panji, samba, rumyang, tumenggung dan klana, adanya lakonan serta jantuk (nasihat) yang diberikan pada akhir pagelaran topeng gede.
Salah satu jenis lainnya dari tari topeng ini adalah tari topeng kelana kencana wungu merupakan rangkaian tari topeng gaya Parahyangan yang menceritakan ratu Kencana wungu yang dikejar-kejar oleh prabu Minakjingga yang tergila-tergila padanya. Pada dasarnya masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter menggambarkan perwatakan manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah namun anggun. Minakjingga (disebut juga kelana), dengan topeng warna merah mewakili karakter yang berangasan, tempramental dan tidak sabaran.

0 komentar:

Posting Komentar