Kamis, 02 Januari 2020

Macam-macam tari topeng

Pada umumnya, dalam tarian ini terdapat lima buah topeng yang berbeda yang digunakan oleh penari. Nah, setiap topeng memiliki karakter masing-masing.
Bentuk dan warna dari topeng juga berbeda.
 Topeng Cirebon adalah topeng yang biasa digunakan untuk kesenian tari topeng. Terbuat dari kayu yang cukup lunak dan mudah dibentuk. Namun tetap dibutuhkan ketekunan, ketelitian yang tepat, serta butuh waktu yang lama dalam proses pembuatannya. Terdapat 5 jenis topeng Cirebon yang paling pokok dalam dimensi topeng Cirebon

1. Topeng Panji
Topeng Panji menggambarkan kesucian manusia yang baru lahir. Kedoknya berwarna putih, mata liyep, pandangan merunduk dan senyum kulum. Raut wajahnya  menunjukan seorang yang alim, tuturkata lemah lembut dan gerakan yang halus. Dalam Topeng Cirebon, Panji ditampilkan dalam sajian karakter halus seperti halnya tokoh Arjuna dalam cerita wayang. Menggambarkan seseorang yang berbudi luhur, penuh kesabaran dan tahan atas segala godaan. Ini tercermin dari iringan musik yang bertolak belakang dengan tariannya.
Tari topeng Panji adalah tarian paradoks. Koreografinya lebih banyak diam. Inilah yang menyebabkan tari topeng panji kurang disukai oleh penonton. Tarian ini di iringi oleh beberapa lagu yang terangkai menjadi satu struktur musik yang panjang dan sulit. Lagu pokoknya adalah Kembang Sungsang yang dilanjutkan dengan lagu lontang gede, oet-oetan, dan pamindo deder.
Tari topeng Panji saat ditampilkan dalam parade karnaval
Tari topeng Panji saat ditampilkan dalam parade karnaval
Panji berasal dari kata siji (satu, atau pertama), mapan sing siji (percaya kepada Yang Satu). Gerak tarinya senantiasa kecil dan lembut, minimalis dan lebih banyak diam. Kata Mutinah (dalang topeng asal Gegesik, Cirebon), menarikan topeng Panji itu kaya wong urip tapi mati, mati tapi urip. Ungkapan tersebut adalah untuk menjelaskan, bahwa topeng Panji itu memang tidak banyak gerak, seperti orang yang mati tapi hidup, hidup tapi mati.
 Geraknya halus atau lembut, tetapi musiknya keras. Kekontrasan itu digambarkan sebagai seorang yang sudah mampu mengendalikan hawa nafsu dan tidak mudah tergoda oleh segala yang bersifat keduniawian.
Ia adalah gambaran manusia marifat, manusia insan kamil, yang tindak-tanduknya tidak akan goyah sedikit pun ketika menghadapi berbagai macam cobaan. Dia tetap tenang dan tawakal
Pada zaman kerajaan Majapahit, tari topeng Panji adalah tarian untuk menghadirkan kekuatan semesta yang paradoksal. Dengan tarian ini, maka asas paradoks semesta, kelaki-lakian dan keperempuanan, dihadirkan.
Dewa pencipta itu sendiri dihadirkan lewat mitos dan lambang Panji. Panji adalah paradoks itu sendiri. Ia bersifat laki-laki dan perempuan, ia matahari dan bulan, ia siang dan malam, ia hidup dan mati. Waktu dan ruang paradoks ada dalam diri dewa ini.

2. Topeng Rumyang
Di kalangan dalang topeng Cirebon, kata Rumyang dianggap berasal dari kata ramyang-ramyang, yang artinya mulai terang, yakni suatu perubahan alam dari malam hari ke siang hari, atau sebaliknya. Ramyang-ramyang identik dengan suasana carangcang tihang (Sunda) yakni saat fajar mulai menyingsing. Rumyang (Menggambarkan kehidupan seorang remaja pada masa akil baligh).
Kedok topeng Rumyang sewanda dengan Pamindo, namun tanpa hiasan rambut. Seperti juga kedok Pamindo, di tengah-tengah dahinya terdapat hiasan rerengu atau rengu batuk mimi, yang disambung dengan hiasan pilis yang melingkar di kedua sisi pipi sampai ke bagian pipi bawah. Warna kedoknya merah jambu, namun ada juga yang berwarna coklat muda. Karakter kedoknya sama dengan kedok Pamindo, yakni genit, lincah, atau ganjen. Jika disejajarkan dengan karakter tokoh wayang (golek atau kulit), kedok ini sama dengan Dipatikarna.
Raut wajahnya membersitkan keceriaan, dan hal ini dapat dilihat dari bentuk mulutnya yang senantiasa menyiratkan seseorang dengan senyuman manisnya. Dalam struktur pertunjukan topeng Cirebon, kedok ini ditarikan pada bagian ketiga sebagai kelanjutan dari topeng Pamindo, namun ada pula yang ditarikan paling akhir. Tari topeng Rumyang berasal dari kata ramyang-ramyang yang artinya mulai terang. Tari ini menggambarkan seseorang yang mulai dewasa dan tahu arti kehidupan. Gerakan tarinya lincah dan riang. Kedoknya berwarna merah muda atau jingga sebagai lambing peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Iringan lagu rumyang atau kembang kapas atau buncis. Penarinya memakai pakaian berwarna merah muda atau jingga dan memakai kain lancar gelar. Tarian ini mempunyai makna menyucikan diri demi keselamatan kita.
Makna Topeng Rumyang
Maknanya kita senantiasa mengharumkan nama tuhan yaitu dengan doa dan dzikir.

3. Topeng Samba
Samba berasal dari kata sambang atau saban yang artinya setiap.Maknanya bahwa setiap waktu kita di wajibkan menjalankan perintahnya . Di duakalikan (di pindoni ), maknanya bahwa di samping mengerjakan perintahnya kita jugaperlu mengerjakn hal-hal yang sunah. Karakter Topeng Samba Menggambarkan fase ketika manusia mulai memasuki dunia kanak-kanak, digambarkan dengan gerakan yang luwes, lincah dan lucu.

Makna Topeng Samba
'); }());
Samba / Pamindho menggambarkan birahi ,karena setelah memilikisesuatu yang di inginkan kepada orang lain selalu ingin mempertunjukan apa yang telah dimilikinya ,bahwa hal itu menjadi pula sebagian kepentingan orang lain.
Kata Pamindo, di kalangan seniman topeng Cirebon, berasal dari kata pindo, artinya kedua. Kata pindo, umumnya sangat berkaitan dengan urutan penyajian topeng Cirebon itu sendiri, yang artinya juga sama dengan penyajian tari bagian (babak) kedua. Akan tetapi, khusus untuk topeng gaya Losari, tarian tersebut justru ditarikan pada bagian pertama dan digambarkan sebagai tokoh Panji Sutrawinangun. Dalam gaya topeng Losari memang tidak dikenal adanya tari topeng Panji secara khusus, karena topeng Panji ditarikan dalam topeng lakonan.
Karakter tari topeng tersebut adalah genit atau ganjen (bhs. Jw. Cirebon), sama dengan karakter tokoh Samba dalam cerita wayang Purwa. Oleh sebab itu, tari ini juga sering disebut dengan topeng Samba. Gerakannya gesit dan menggambarkan seseorang yang tengah beranjak dewasa, periang, dan penuh suka cita. Itulah sebabnya, mengapa gerakan tari topeng ini seperti kesusu (terburu-buru), mirip dengan perilaku dan kehidupan seorang anak muda.
Nama lagu pengiringnya sama dengan nama tarinya, yakni pamindo. Di Slangit, nama lagu pengiring tari ini disebut Singa Kawung

4. Topeng Tumenggung
Cirebon merupakan salah satu daerah yang kuat akan budaya keseniannya termasuk Seni Tari, setiap daerah mempunyai ciri khas Tari yang berbeda dengan daerah lainnya. Salah satunya adalah tari topeng Tumenggung.
Tari Topeng Tumenggung, melambangkan kehidupan manusia yang sudah menemukan jati dirinya dan sudah dapat membedakan sifat yang baik dan buruk, dan mempunyai prinsip. Tari Topeng Tumenggung menggambarkan Manusia yang berkuasa atas dirinya sendiri, tidak ada larangan dari siapapun terkecuali dari dalam dirinya yang berasal dari kesadaran sepiritual berupa etika dan agama. filsafat kehidupan yang menggambarkan sisi lain dari diri setiap manusia.
Pakaian serba hitam, mengikuti iringan lagu gamelan menjadi sebuah persembahan penari di daerah Cirebon, Jawa Barat. Mengenakan celana sebatas lutut dan penutup kepala atau yang disebut sobra sebagai hiasan yang melekat di kepala. Topeng merah dengan kumis tebal memperlihatkan karakter yang gagah juga berwibawa. Itulah kira-kira gambaran tari Topeng Temenggung, sebuah tari yang menceritakan ksatria berjiwa arif juga budiman.
'); }());
Tari Topeng Temenggung merupakan salah satu dari lima tari topeng Cirebon, selain Tari Topeng Panji, Tari Topeng Samba, Tari Topeng Rumyang,
dan Tari Topeng Kelana. Kelima tari topeng Cirebon tersebut memiliki karakter dan unsur yang berbeda-beda saat di pentaskan.
Khusus Tari Temenggung, tari ini menceritakan sebuah ksatria yang gagah berani berperang melawan angkara murka. Sosok ksatria tersebut disimbolkan oleh Temenggung, yaitu seorang Adipati dari Magadiraja yang berjiwa pemberani, dihadapkan oleh sang perusuh yang bernama Jinggaanom.
Dalam gerakan Tari Temenggung, tubuh sang penari terlihat tegap juga elegan. Ini melambangkan sang penari tengah menjadi ksatria yang gagah dan tangkas. Gerakan punggung dan tangan sangat tegas, memperlihatkan tarian ini adalah tarian yang melambangkan seorang ksatria. Walaupun melambangkan ksatria yang gagah, namun tidak jarang tari ini di bawakan oleh kaum wanita.
Tari Topeng Tumenggung diiringi oleh musik gamelan yang dipadukan dengan gendang. Sementara lagu yang biasa digunakan untuk mengiringi pementasan adalah lagu temenggungan, barendodoan, dan barenkering. Tari tradisional Cirebon ini biasa dipentaskan baik secara perorangan maupun kelompok.

5. Topeng Kelana
Tarian topeng klana ini merupakan semacam bagian lain dari tari topeng cirebon lainnya yaitu seperti Tari Topeng Kencana Wungu. Adakalanya kedua tari Topeng ini disajikan secara bersama-sama dan biasa disebut dengan Tari Topeng Klana Kencana Wungu.
Tari Topeng Klana ini merupakan rangkaian gerakan tari yang menceritakan sang Prabu Minakjingga (Klana) yang tergila-gila pada kecantikan dari sang Ratu Kencana Wungu, sampai kemudian berusaha mendapatkan pujaan hatinya. Akan tetapi upaya pengejarannya tidak mendapat hasil. Kemarahan yang tidak bisa lagi disembunyikannya kemudian membeberkan segala tabiat buruknya.
Pada dasarnya, bentuk serta warna topeng akan mewakili karakter atau watak dari tokoh yang dimainkan. Klana, dengan topeng dan busana yang didominasi oleh warna merah mewakili karakter yang tempramental. Pada tarian ini, Klana yang merupakan orang yang serakah, penuh amarah, serta tidak dapat menjaga hawa nafsu yang divisualisasikan ke dalam gerakan langkah kaki yang panjang-panjang dan juga menghentak. Sepasang tangannya juga terbuka dan jari-jari yang selalu mengepal.
Sebagian dari gerak tarinya menggambarkan seseorang yang gagah, marah, mabuk, atau tertawa terbahak-bahak. Tarian ini dapat dipadukan dengan irama Gonjing yang kemudian dilanjutkan dengan Sarung Ilang. Pola pengadegan tarinya sama dengan topeng lainnya yang terdiri atas bagian baksarai (tari yang belum memakai kedok) serta bagian ngedok (tari yang memakai topeng).

0 komentar:

Posting Komentar