Kamis, 23 Januari 2020

Tari topeng Malang

 merupakan salah satu budaya yang lekat dengan masyarakat, termasuk masyarakat Malang. Masyarakat Malang memiliki banyak kesenian tradisional yang mencerminkan jati diri budaya, salah satu yang tersohor adalah tari topeng Malangan.
Mengenal Tari Topeng Malangan
Tari topeng Malangan adalah pertunjukkan kesenian tari di mana semua pemerannya menggunakan topeng. Secara umum, cerita yang diangkat sebagai konsep tarian adalah cerita panji.
Kenal dengan istilah cerita panji? Cerita panji adalah kumpulan cerita yang berasal dari tanah Jawa periode klasik. Banyak versi terkait dengan cerita panji, hanya saja inti cerita selalu berputar dalam kisah cinta antara Panji Asmarabangun dan Galuh Candrakirana.
Karena memiliki beragam versi cerita yang berbeda-beda, maka semuanya dikelompok dalam satu kategori yang dikenal dengan lingkup panji. Meskipun begitu, cerita dalam tari topeng juga dikembangkan dengan menceritakan kehidupan sosial dan cerita humor.
Kemunculan Tari Topeng
Keberadaan topeng telah ada sejak masa Kerajaan Gajayana masih berkuasa di Malang (tepatnya pada masa Mpu Sendok). Pada masa itu, topeng pertama dibuat dari emas dan dikenal dengan nama puspo sariro.

Penamaan tersebut tak sembarangan, karena mengandung arti bunga dari hati yang paling dalam. Topeng ini menjadi simbol pemujaan Raja Gajayana terhadap arwah ayahnya, Dewa Sima.
Tentang Tari Topeng Malangan
Tari topeng Malangan dilakukan oleh beberapa orang yang masing-masing memainkan peran tertentu sesuai dengan cerita yang dibawakan. Pada umumnya, tari topeng Malangan ini dibawakan dalam beberapa sesi. Sesi pertama adalah gendang giro. Ini merupakan iringan musik gamelan yang menandakan pertunjukan akan dimulai sekaligus mengundang para penonton untuk segera menyaksikan pertunjukan.
Sesi kedua adalah salam pembuka yang biasa dilakukan untuk menyapa penonton sekaligus menyampaikan sinopsis cerita yang akan dibawakan dalam tarian.
Sesi ketiga adalah sesajen, yaitu ritual yang dipercayai dapat memberikan keselamatan pada penonton dan pemain dan pertunjukan berlangsung dengan lancar. Sesi terakhir adalah inti acara, yaitu pertunjukan tari topeng malangan.

Ciri khas Topeng Malangan
Tradisi tari topeng memang tak hanya di temukan di Malang. Hanya saja, karakteristik budaya malangan yang kuat terletak pada jenis topeng yang digunakan.
Topeng Malangan memiliki keragaman warna yang unik sehingga bisa membedakan dirinya dengan topeng dari daerah lain. Selain itu. ornamen atau ukiran topeng Malangan juga lebih detail.
Salah satu perbedaan yang menonjol ada pada topeng untuk tokoh para ksatria. Selain itu, karakteristik topeng malangan diperkuat dengan kombinasi lima warna dasar, yaitu merah, putih, hitam, kuning, dan hijau. Masing-masing warna menyimbolkan keberanian, kesucian, kebijaksanaan, kebahagiaan, dan
Karakter Tokoh dalam Tari Topeng Malangan
Secara umum terdapat sekitar 76 karakter tokoh yang digolongkan dalam empat kelompok besar. Kelompok pertama adalah tokoh panji yang dicirikan dengan pemuda tampan, baik hati sekaligus pemberani.
Kelompok kedua adalah tokoh antagonis yang dicirikan dengan sikap yang berbanding terbalik dengan tokoh panji. Ini disimbolkan dengan corak topeng dengan mata bulat besar dan bertaring.
Kelompok ketiga adalah abdi yang disimbolkan dengan ornamen unik pada ukiran topeng, Dan kelompok keempat adalah tokoh binatang sebagai pelengkap cerita.
Padepokan Tari Topeng di Malang
Saat ini, hanya terdapat dua padepokan tari topeng malangan yang bertahan, yaitu padepokan Asmoronbangun dan padepokan seni Mangun Dharma. Padepokan Asmorobangun atau Panji Asmorobangun berlokasi di Jalan prajurit slamet, dusun Kedungmonggo, desa karangpandan, kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
Padepokan Asmorobangun salah satunya di kelola oleh Mbah Karimun. Beliau adalah salah satu sari 27 maestro seni Tradisi yang memperoleh penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) karena kegigihannya melestarikan topeng Malangan.
Sedangkan padepokan seni Mangun Dharma berlokasi di dusun Kemulan, desa Tulusbesar, kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.



Seni tari adalah bagian tak terpisahkan dari budaya dan kehidupan masyarakat di Nusantara, ragam jenis tari bisa kita temukan dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia. Masing-masing daerah mempunyai keunikan sendiri, mulai dari gerakan samapi aksesoris yang di kenakan. Yang juga kita sering kali temukan adalah penggunakan topeng dari beberapa jenis tarian, baik sebagai pelengkap keindahan atau juga sebagai ritual sakral yang tidak boleh di tinggalkan. Satu tarian terkenal akan keunikan topengnya adalah Tari Topeng Malang, konon Topeng Malang ini adalah tradisi dari nenek moyang untuk berkomunikasi dengan roh leluhur.

Tari Topeng Malang bisa dikatakan sebagai Tradisi Budaya dan Religiusitas Masyarakat Jawa yang diketahui telah ada sejak sekitar abad ke-8 M. Masa tersebut adalah masa Kerajaan Kanjuruhan dibawah pimpinan Raja Gajayana. Pada masa itu, topeng dipasangkan pada boneka dan ukuran topeng hanya setelapak tangan, topeng dibuat dari emas dan dikenal dengan nama puspo sariro. Topeng juga menjadi sarana komunikasi dengan roh nenek moyang. Kemudian pada zaman kerajaan majapahit fungsi topeng selain untuk sarana berkomunikasi dengan nenek moyang juga sebagai penyambutan tamu-tamu kenegaraan.

Keunikan pada Tari Topeng Malang ini adalah tetap terjaganya tradisi sakral yang bertahan sampai sekarang, bahkan dalam proses pembuatannya saja tidak boleh sembarangan. Dalam proses pembuatan sang pembuat harus memperhatikan betul sesuai tradisi yang diajarkan secara turun-menurun, mulai dari pemilihan bahan, proses pembuatan dan proses komunikasi dengan roh leluhur.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan topeng malang harus berasal dari pohon yang dianggap masyarakat angker atau ada penunggunya dan dalam proses pengerjaannya harus dihari-hari yang baik menurut umum, menurut desa setempat dan menurut diri sendiri. Setelah topeng sakral terbentuk, topeng tidak bisa langsung digunakan untuk menari, sang pembuat harus memperkenalkannnya dahulu ke para roh leluhur, tempat untuk mendoakan topeng tersebut harus di tempat yang dikramatkan, mereka percaya roh leluhur akan masuk ke topeng tersebut dan ikut menemani disaat penari menggunakan topeng tersebut.

Para pelaku kesenian Tari Topeng Malang mempercayai bahwa Tari Topeng Malang merupakan bentuk tradisi sakral dan berhubungan dengan roh leluhur, oleh karena itu penarinya juga tidak boleh orang sembarangan, semua harus memperhatikan tradisi-tradisi yang telah diajarkan oleh para leluhur karena mereka percaya ketika menari Topeng Malang para leluhur akan mendampingi mereka melalui topeng yang mereka gunakan.

0 komentar:

Posting Komentar