Pementasan adalah suatu kegiatan apresiasi yang bertujuan menampilkan suatu karya atau seni yang mana bertujuan sebagai hiburan atau untuk apresiasi suatu karya seni yang di lakukan oleh manusia/audience sebagai pencipta dan penikmat karya seni.
Pementasan karya seni tari merupakan pertunjukan tari atau penyajian yang ditunjukkan kepada orang lain. Hal ini juga dijadikan sebagai kegiatan apresiasi seni untuk mengembangkan kreativitas yang dalam proses penyelenggaraannya diperlukan proses dan persiapan yangmatang dan sistematis.Hal yang perlu disiapkan untuk sebuah pertunjukkan tari adalah Merencanakan (menyusun) kepanitiaan.Kepanitiaan dalam hal ini dibagi menjadi 2 yaitu panitia pengarah / penasehat pemberi petunjuk bawahannya dan panitia pelaksana, yang melaksanakan segala sesuatu dilapangan.
Memperkenalkan budaya asli Indonesia kepada dunia bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui pementasan tari tradisional di luar negeri.Cara ini juga menjadi upaya untuk mendekatkan budaya lokal Tanah Air kepada para calon wisatawan asing agar mau berkunjung ke Indonesia. Promosi wisata inilah yang dilakukan oleh Kedutaan Besar RI untuk Swedia.
Bertempat di Kungstrad Garden, Stockholm, Swedia, acara ini berlangsung selama dua hari berturut-turut dengan mengusung tema “Kampung Indonesia”. Kemeriahan terasa saat warga ibu kota Swedia itu disuguhi beragam tarian khas Indonesia, salah satunya oleh anak-anak duta seni dan misi kebudayaan pelajar Boyolali.
Tak hanya satu, tetapi ada beberapa tarian yang mereka sajikan, yakni Kusuma Bangsa, Kolo Krido, Bedaya Temanten, Jaran Kepang, Gotong Royong, dan tari Topeng Ireng. Para penari tampak lincah seirama dengan lagu yang didendangkan.
Tari Topeng Cirebon pada zaman dahulu biasanya dipentaskan menggunakan tempat pagelaran yang terbuka berbentuk setengah lingkaran, misalnya di halaman rumah, di blandongan (tenda pesta) atau di bale (panggung) dengan obor sebagai penerangannya, tetapi dengan berkembangnya zaman dan teknologi, tari Topeng Cirebon pada masa modern juga dipertunjukan di dalam gedung dengan lampu listrik sebagai tata cahayanya.
Tujuan diselenggarakan suatu pagelaran tari Topeng Cirebon secara garis besar dibagi kedalam tiga tujuan utama yaitu : 1)Pagelaran komunal, merupakan acara pagelaran yang dilaksanakan untuk kepentingan bersama masyarakat, sehingga hampir seluruh masyarakat ditempat tersebut berpartisipasi dalam pagelaran ini, acara yang dipertunjukan pun sangat spektakuler dengan adanya arak-arakan dalang, atraksi seni dan sebagainya serta digelar lebih dari satu malam, contoh dari pagelaran komunal diantaranya adalah hajatan desa, ngarot kasinoman (acara kepemudaan), ngunjungan (ziarah kubur). 2)Pagelaran individual, merupakan acara pagelaran yang dilaksanakan untuk memeriahkan hajatan perorangan, contohnya adalah pernikahan, khitanan atau khaulan (bahasa Indonesia: melaksanakan nazar atau janji). 3)Pagelaran bebarangan, merupakan acara pagelaran keliling kampung yang inisiatifnya datang dari dalang topeng itu sendiri, bebarangan biasanya dilakukan oleh dalang topeng ke wilayah-wilayah desa yang sudah panen, wilayah desa yang ramai atau datang ke berkeliling di kota dikarenakan desanya belum panen, sedang mengalami kekeringan atau sedang sepi penduduknya.
Struktur pagelaran dalam tari Topeng Cirebon bergantung pada kemampuan rombogan, fasilitas gong yang tersedia, jenis penyajian topeng dan lakon (bahasa Indonesia: cerita) yang dibawakannya. Secara umum, struktur pertunjukan tari Topeng Cirebon dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu:1)Topeng alit, memiliki struktur yang minimalis baik dari segi dalang, peralatan, kru dan sajiannya. Jumlah rata-rata kru dalam struktur pagelaran topeng alit biasanya hanya terdiri dari lima sampai tujuh orang yang kesemuanya bersifat multi peran, dalam artian tidak hanya seorang dalang Topeng saja yang membawakan babak topeng, tetapi para wiyaganya juga ikut membantu dengan memberikan guyonan-guyonan ringan. Dialog dalam topeng alit dilakukan secara spontan berdasarkan situasi yang ada. 2)Topeng gede, memiliki struktur yang lebih besar dan baku jika dibandingkan dari penyajian topeng alit. Hal tersebut dikarenakan topeng gede merupakan bentuk penyempurnaan dari topeng alit, struktur topeng besar diantaranya, adanya musik pengiring (bahasa Cirebon: tetaluan) yang lengkap, adanya lima babak tarian yang berurutan seperti panji, samba, rumyang, tumenggung dan klana, adanya lakonan serta jantuk (bahasa Indonesia: nasihat) yang diberikan pada akhir pagelaran topeng gede.
Melestarikan kebudayaan sendiri menjadi salah satu kewajiban kita, salah satunya adalah melestarikan seni tari tradisional. Seperti yang dilakukan Sanggar Seni Kelapa Jajar, bertempat di Kampung Kanoman Utara RT 02 RW 10 No. 21 yang dipimpin oleh Mamat Nur Rachmat.Pemimpin sanggar yang kerap disapa Cah Mamat ini, telah berhasil meneruskan dan memperkenalkan sanggar kepada masyarakat sampai sekarang, sehingga seni tradisi yang menjadi khas Cirebon ini masih bisa dinikmati, bahkan bisa dipelajari generasi muda sebagai penerus. Tak heran dari keuletan dan keikhlasan, sanggarnya telah dipercaya untuk melakukan berbagai pementasan, baik untuk sosial, adat dan keagaamaan, maupun pementasan dalam suatu parade atau ajang festival-festival kebudayaan di seluruh kota, yakni Bogor, Bandung, Banten, Garut, Solo, Jakarta, Jogjakarta, Kalimantan.
Agenda sanggar seni Klapa Jajar rutin setiap bulan mengadakan pentas sebagai bentuk apresiasi. Sudah berdiri lebih dari 30 tahun, Sanggar Seni Klapa Jajar telah dipercaya untuk melakukan berbagai pementasan, baik untuk sosial, adat dan keagaamaan, maupun pementasan dalam suatu parade atau ajang festival-festival kebudayaan di seluruh kota Indonesia.Belum lama ini, Sanggar Klapa Jajar dipercaya Keraton Kanoman untuk tampil dalam Festival Keraton Nusantara di Kalimantan Tengah. Selain itu, Sanggar Seni Klapa Jajar pun pernah tampil dalam ajang Karawitan Muda yang digelar UNESCO di Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar